Mungkin kah Jokowi dan Airlangga Hartarto Duet di Pilpres 2019?

topmetro.news – Pertemuan Presiden Jokowi dengan Airlangga Hartarto (AH) di Istana Bogor dan di Kebun Raya Bogor pada Hari Sabtu (24/3/2018) lalu, mendapat tanggapan dari berbagai kalangan.

Tidak ketinggalan Direktur Eksekutif Lembaga EmrusCorner Emrus Sihombing turut menanggapi sejumlah foto pertemuan tersebut, yang beredar luas melalui aplikasi WhatsApp. Emrus menanggapi dengan analisa sederhana dari segi ‘semiotika’ (tanda dan lambang).

Menurut Emrus, pada bahasa tubuh dari pertemuan kedua tokoh tersebut sangat jelas terlihat terjalin relasi yang sangat komunikatif. Padahal, AH merupakan pembantu presiden di bidang perindustrian.

TIDAK ADA GAP

“Bahasa tubuh dari relasi keduanya menunjukkan tidak ada gap, seperti lazimnya hubungan dua sahabat, tidak seperti antara atasan dengan bawahan,” kata Emrus melalui pesan tertulis yang diterima media, Sabtu (24/3/2018) malam.

Dijelaskan Emrus, adegan pada peristiwa berdasarkan foto yang beredar, kedua sosok (Jokowi – AH), tampak sangat bersahabat dan sangat cair. Tidak ada formalistik. Semua mengalir alami sebagaimana dua sahabat berbincang lepas begitu saja.

“Jarak posisi di antara mereka berdua sangat dekat. Bila kita perhatikan pada foto, acap kali terjadi jarak yang sangat dekat dari segi ukuran meter. Sebab, semakin dekat jarak, secara sosiologis menunjukkan kedekatan relasi interaksi sosial. Dengan kata lain, tidak ada faktor penghalang dari segi relasi sosial antara kedua tokoh ini,” urai Ermus.

“Suasana lokasi terjadinya pertemuan, yaitu di Istana Negara Bogor dan di Kebun Raya Bogor, menunjukkan bahwa perjumpaan dua sosok suasana santai,” imbuhnya.

SAHABAT SPESIAL

Soal warna kostum yang dipakai, Emrus juga melihat hal ini menunjukkan seolah dua sahabat yang lama tak jumpa. Untuk saling menyenangkan sahabatnya, masing-masing mengenakan warna pakaian yang disenangi temannya.

“Jokowi mengenakan kaus warna kuning, sementara AH memakai kaus warna putih,” kata dia.

Pertemuan yang berlangsung pada akhir pekan kemarin, terang Emrus, menunjukkan bahwa hari pertemuan sengaja dilakukan pada saat hari libur, lepas dari tugas dan kepenatan keseharian.

Penyediaan waktu libur yang seharusnya digunakan untuk keluarga (istri atau suami, anak dan cucu) justru digunakan untuk bertemu dengan seorang ‘sahabat’. Penyediaan waktu semacam ini bertemu dengan ‘sahabat’ dapat dimaknai sebagai suatu perjumpaan yang sangat khusus.

“Hanya untuk sahabat spesial, seseorang yang super sibuk, seperti Jokowi, memberikan waktu liburnya bertemu dengan sahabat yang sangat dekat,” jelasnya.

KESAMAAN CHEMISTRY

Emrus juga menjelaskan terkait gerak langkah mereka berdua berjalan sejajar beriringan, bersama melangkahkan kaki dari satu titik ke tujuan lain. Mereka bersama-sama menuju setiap titik persinggahan. “Ini menunjukkan adanya suasana kebatinan yang sama di antara mereka,” bebernya.

Terakhir, namun tidak kalah pentingnya, Emrus melihat suasana komunikasi yang terjadi. Selama perjalanan serta setiap persinggahan, kedua tokoh ini berbincang santai. Saling memberi pesan dan respon yang sangat hangat, serta acapkali saling memandang satu sama lain ketika duduk maupun sedang berjalan seperti dua sahabat yang sangat dekat dari aspek sosiologis, psikologis dan terutama adanya kesamaan chemistry di antara mereka.

Berdasarkan analisis makna pada simbol non-verbal komunikasi antara dua tokoh tersebut, Emrus mengemukakan sebuah proposisi ilmiah, bahwa Jokowi lebih nyaman berpasangan dengan AH, pada Pilpres 2019.

“Tentu dengan asumsi bahwa faktor-faktor lain ditemukan kesepakatan bersama antar berbagai kepentingan politik pengusung Balon Jokowi – AH pada Pilpres 2019,” tandasnya. (TM-RED)

sumber: pontas.id

Related posts

Leave a Comment